Senin, 17 Juli 2017

Review About Render


Pada Mata kuliah Teknik Komunikasi dan Presentasi kali ini membahas tentang Rendering. Apa itu rendering? Bagaimana teknik Rendering?

Rendering merupakan proses menghasilkan gambar dari modeling yang telah dibuat melalui program komputer. Sebenarnya tidak melulu harus menggunakan program komputer, rendering bisa juga menggunakan media 'nyata' seperti pensil, pensil warna, pulpen, cat warna dan alat tulis lainnya yang tidak kalah elok dengan menggunakan program komputer.

Namun, karena kemajuan teknologi sehingga teknik rendering pun semakin berkembang agar terlihat 'nyata' atau bahasa kerennya Realistic sehingga sesuatu yang belum tentu ada bisa dibayangkan 'seandainya' mereka nyata.

Rendering adalah istilah yang sudah familier dalam bidang desain grafis, khususnya arsitektur. Dulu tidak banyak yang menekuni bidang ini secara profesional, kebanyakan menganggapnya sebagai hobi. Seiring perkembangan zaman hobi tersebut mulai punah tergantikan menjadi 'hobi yang menghasilkan' hehe.. namanya pun berganti menjadi illustrator, design visualizer, Graphic designer, dan lainnya (mohon koreksi bila saya salah)

Oke, sekarang apa saja yang menjadi point penting dalam rendering?
Saya akan mereview hasil rendering saya ketika semester... 3? saya lupa, karena file lamanya di dapat dari dropbox (bersyukurlah akan teknologi, karena ketika laptopmu rusak bisa unduh dengan mudah di langit-langit)

6 keypoints dalam rendering:

  1. Camera View
  2. Point Of View
  3. Background
  4. Material Texture
  5. Light Setting
  6. Geometri

Review Hasil Render Berdasarkan 6 Keypoints diatas
Render Eksterior (sumber: dok.pribadi)
1. Camera View
View Kamera yang digunakan adalah view pandangan mata manusia kearah samping kiri berjarak 10 meter dari bangunan, sehingga menurut saya setting camera view ini sudah baik bila dilihat dari mata manusia pun tidak terlalu mendongak ataupun terlalu menunduk.

2. Point Of View
Point of view ini sesungguhnya tidak jelas apa yang hendak ditonjolkan, karena saya berpikir yang penting tugas selesai hehe.. tapi setelah saya fikirkan kembali, yang hendak saya tonjolkan adalah desain pintu depannya, karena saya membuatnya sendiri, sangat sayang apabila tidak ditonjolkan, dan sepertinya.. cukup berhasil, pintunya terlihat dengan jelas tanpa ada pepohonan ataupun tanaman yang menghalangi.

3. Background
Backgroundnya menggunakan langit dengan sedikit awan sehingga tidak memecah fokus bangunan utama ditambah dengan warna bangunan yang agak menyolok. bila potongan bangunan lebih dirapihkan mungkin akan lebih baik

4. Material Texture
Penggunaan tekstur material yang kurang maksimal terlihat sangat jelas, sehingga hasil render tidak terlihat realistik, bisa dilihat dari refleksi kaca yang tidak jernih, kayu yang kurang natural hingga lantai batunya yang tidak terlalu bagus,  namun penggunaan tanaman sebagai 'upaya' menutupinya cukup memuaskan.

5. Light Setting
Penataan cahaya disini tidak terlalu diperhatikan karena mengambil scene siang, sehingga lebih mudah untuk mengatur intensitas cahaya, sehingga terlihat cukup baik

6. Geometri
Geometri disini berdasarkan peletakan objek pada gambar, keseimbangan objek gambar dengan sekitarnya. Mirip seperti golden ratio hanya ini berhubungan dengan peletakan gambar dan objek gambar. Geometri disini sepertinya agak kurang kesamping kiri gambar sedikit lagi.   

Demikian Review hasil render saya yang masih perlu banyak belajar dan latihan lagi. Tidak ada yang mudah termasuk teknik render yang walaupun kelihatannya mudah namun sebenarnya dibutuhkan teknik yang mumpuni dan kesabaran yang tinggi terutama bila spesifikasi hardware yang pas-pasan. 
Share:

Senin, 08 Mei 2017

Contoh Portofolio


Portofolio, di artikel ini sudah dibahas cukup panjang mengenai apa itu portofolio dan bagaimana membuat portofolio yang baik. tidak dapat dipungkiri portofolio merupakan suatu hal yang wajib di pelajari yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk bergabung di sebuah perusahaan.
Setelah berpusing ria dengan teori-terori pembuatan portofolio, maka ada baiknya jika diaplikasikan langsung dalam membuat portofolio pribadi. Portofolio yang telah saya buat yaitu: Portofolio Individual, Portofolio Komprehensif dan Portofolio Proyek

1. Portofolio Individual
CV (sumber: dokumenpribadi)
 Curriculum vitae atau daftar riwayat hidup ini saya buat dengan menyesuaikan tema dari website saya ini, simple-minimalis. Saya cenderung menyukai hal-hal yang sederhana dengan daya tarik tersendiri. saya mencoba untuk membuat CV ini menarik namun tetap simple, sehingga saya memutuskan untuk memberikan efek double exposure untuk foto diri saya dengan background pemandangan sebuah kota di Newyork. pemberian background ini bukan tidak berdasar, saya memilih background sebuah kota karena kota identik dengan kesibukan dan keruwetan, sama seperti pikiran saya ketika membuat CV ini. 
Pemilihan warna yang saya gunakan adalah coklat dan putih. saya tidak menggunakan warna hitam karena warna hitam identik dengan mendung dan sedih sehingga saya menggunakan warna coklat yang lebih kearah elegan sesuai dengan tema yang saya gunakan. dengan fonts Century Gothic saya berharap dapat terbaca jelas.

2. Portofolio Komprehensif
Portofolio komprehensif(sumber: Dokumenpribadi)
Senada dengan portofolio individu yang saya buat, saya menggunakan tema simple dan minimalis. Portofolio ini berisi tugas-tugas kuliah yang sempat terdokumentasikan dari semester 2 - semester 6. Beruntung file-file ini masih tersimpan di dropbox. Dengan pemberian keterangan nama tugas, mata kuliah dan dosen pengampu karena saya tidak mengingat jelas karya-karya yang sudah terdokumentasi.

3. Portofolio Proyek

Portofolio ini agak berbeda dengan dua portofolio diatas, portofolio proyek ini merupakan salah satu hasil karya saya pada tugas mata kuliah CAD 3 yaitu pembuatan club house. Saya membuat portofolio ini agar menarik dengan background gambar dari bangunan itu sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa, sebagai mahasiswa arsitektur maka sebaiknya kita mulai belajar untuk mengumpulkan hasil karya yang berupa tugas-tugas setiap mata kuliah untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan kedepannya. hal ini juga dapat menjadikan diri kita lebih mengapresiasi karya kita sebelumnya. 

sumber:
dokumen pribadi
TekKomPres 4 - Portofolio_2 oleh Bu Farhatul Mutiah,ST.,MT selaku dosen mata kuliah Tekompres
Share:

Minggu, 09 April 2017

Bagaimana membuat Portofolio Desain yang Menarik?



Dalam dunia kerja, portofolio bukanlah suatu hal yang asing ditelinga kita, terutama bagi mereka yang berkutat dalam bidang kreatif seperti Arsitek, web designer, dll. Lalu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan portofolio? KBBI sendiri telah memberikan gambaran yang sangat singkat tentang Portofolio. Web tersebut menyebutkan bahwa portofolio adalah tas untuk surat-surat, sampul kulit, bahkan dompet. Gambaran tersebut sepintas dirasa sangat tidak relevan dengan perkembangan zaman sekarang ini, bukankah biasanya portofolio digunakan sebagai gambaran kondisi maupun prestasi seseorang? Lantas apa hubungannya dengan tas untuk surat-surat? Tentu ada. 
Istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’ berarti membawa dan kata benda bahasa latin ‘foglio’, yang berarti lembaran atau ‘kertas kerja’. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional. Sehingga dalam konteks ini Portofolio adalah koleksi berharga dan berguna berisikan pekerjaan siswa yang menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan siswa. Portofolio umumnya suatu fakta bahwa siswa ‘mengumpulkan, menseleksi dan merefleksi penilaiannya (Sharp, 2006:1).
Secara garis besar, Portofolio berisikan beragam tugas; disebut juga artifak, antara lain : draft mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembaran refleksi diri, pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafik, lembaran catatan dan catatan diskusi. Beberapa cara baru seperti: note book, multi media, disket, flashdisk, map lipat, dan file internet (Sharp, 2006:1).

Di masa lalu, orang-orang dari berbagai industri mengumpulkan data-data fisik dari pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk kemudian dibukukan atau dijadikan sebagai arsip hasil pekerjaan mereka. yang nantinya akan mereka gunakan sebagai data dari proses trial and error untuk menjadikan project nya lebih baik lagi, mereka juga akan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan pinjaman di bank untuk meneruskan project yang mereka lakukan. Itu sebabnya dalam KBBI disebut sebagai tas surat-surat. Namun seiring perkembangan zaman yang semakin praktis, orang-orang tidak perlu membawa berlembar-lembar arsip dan lebih memilih bentuk digital
  
Walaupun dalam teorinya ada berbagai jenis portofolio namun pada dasarnya portofolio hanya di bagi menjadi 3 jenis utama yaitu: Developmental PortfolioAssesment Portfolio, dan Display Portfolio.
 .
1. Developmental Portfolio (Portofolio Pekerjaan)
   Disebut juga dengan Working portfolio, biasanya orang lebih mengenalnya sebagai resume yang digunakan untuk pekerjaan. Berisi tentang gambaran singkat diri sendiri, pengalaman pekerjaan, perkembangan, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk 'menjual' kemampuan profesionalnya.

contoh Working Portfolio (sumber) (sumber)
Gambar diatas adalah salah satu contoh portofolio pekerjaan berisi informasi pribadi sehingga HRD dapat menilai kemampuan seseorang apakah layak dipekerjakan pada perusahaan tersebut atau tidak.

2. Assesment Portfolio
   Berisi tentang pendokumentasian suatu proyek yang telah dikerjakan, orang-orang lebih mengenalnya sebagai laporan hasil penelitian. Berfungsi untuk mengevaluasi proyek yang telah lalu sebagai bahan pertimbangan pada proyek selanjutnya.
contoh Assesment Portfolio (Sumber)
Pada gambar tersebut lebih terlihat seperti quesioner, namun itu adalah salah satu contoh portofolio penilaian dimana ada beberapa aspek yang dinilai oleh penulis tersebut.

3. Display/Showcase Portfolio
    Berisi kumpulan karya pribadi yang telah diarsipkan. Jenis Portofolio ini menampilkan karya terbaik seseorang sehingga menumbuhkan suatu kebanggaan tersendiri bagi pemilik karya tersebut.

Contoh portofolio Architecture Student (sumber)
Orang-orang dari bidang desain kreatif sangat dianjurkan untuk membuat jenis portofolio ini. terutama bagi arsitek (students, intern, junior maupun senior). Kebanyakan dari mereka membuat portofolio ini lebih dari 1 lembar, walaupun harus dibuat sesingkat mungkin mereka tetap menghabiskan berlembar-lembar kertas agar dapat menarik minat pembaca. Tentunya itu bergantung pada tingkatan profesi, biasa semakin senior seorang arsitek semakin banyak lembar portofolio yang ia miliki. Sebut saja Frank Lloyd Wright yang memiliki 1.680 desain sehingga seseorang berinisiatif untuk membukukan hasil karyanya.

kumpulan hasil karya Frank lloyd wright (sumber)
Dalam ranah arsitektur, telah disebutkan dalam artikel sebelumnya bahwa arsitek harus bisa mengomunikasikan gambarnya dengan baik, maka pembuatan portofolio merupakan salah satu media komunikasi dalam arsitektur. Selain kelengkapan gambar yang harus diperhatikan oleh para arsitek adalah desain portofolio itu sendiri. Lalu bagaimana desain portofolio yang dapat menarik minat masyarakat? Mari kita lihat beberapa contoh portofolio design berbasis website yang saya temukan di internet,
Anggara Architeam 
Urbane Indonesia

Airmas Asri Arsitek
Situs-situs di atas hanyalah salah satu contoh portofolio dari biro arsitek ternama di Indonesia. Mereka menampilkan karya-karya yang telah mereka buat, hanya tidak terlalu detail karena berkaitan dengan hak cipta (yang mau tidak mau harus kita maklumi). Bisa dibayangkan jika mereka membawa arsip-arsip data mereka untuk membuktikan kepada klien hasil pekerjaan mereka? Karena itulah mereka menampilkannya di website, sehingga para peminat bisa langsung ke kantor mereka untuk melihat lebih detail.

Contoh-contoh portofolio yang penulis ambil dari google

Sebenarnya tidak ada syarat mutlak mengenai template portofolio, di jaman yang sudah canggih ini anda bisa mencari contoh-contoh portofolio Architecture Students. Hal yang sulit adalah mengemukakan ide rancangan, menjelaskan secara rinci tanpa terkesan berbelit-belit, dan nampak ngarsitek banget alias terlihat professional maka tanpa ilmu yang cukup Portofolio kita nampak amatiran, disinilah peran mentor dan audience berperan.
.  
Sekedar memberi beberapa tips penting dalam pembuatan portofolio:
1. Kelengkapan gambar dalam hasil karya anda
2. Kemukakan dan gambarkan ide dan gagasan rancangan anda dengan jelas namun ringkas.
3. Perhatikan jenis dan ukuran tulisan sehingga mudah dibaca
4. Edit gambar jika diperlukan, gunakan imajinasi anda sekreatif mungkin karena pada dasarnya orang cenderung lebih tertarik pada visual dibanding dengan tulisan
5. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membuat portofolio dalam bentuk website. Selain sebagai penghematan kertas juga menjaga efisiensi waktu
Kesimpulan:
Portofolio merupakan salah satu media komunikasi penting bagi mahasiswa jurusan seni dan desain, termasuk kedalamnya adalah jurusan arsitektur yang membutuhkan imajinasi luas serta referensi yang tidak sedikit. Portofolio juga berfungsi sebagai bahan referensi untuk mahasiswa arsitektur ini untuk membuat desainnya lebih baik lagi. Sebenarnya tidak membutuhkan waktu khusus dalam pembuatannya, namun disarankan untuk tidak mengabaikan pentingnya portofolio ini. Mahasiswa jurusan seni dan desain (terutama jurusan arsitektur) pastinya memiliki tugas yang tidak sedikit, sehingga alangkah baiknya untuk mulai menyimpan tugas-tugas yang lalu, siapa yang tahu bukan jika kesungguhan anda dalam mengerjakan tugas bisa saja dilirik oleh perusahaan ternama?

Share:

Kamis, 16 Maret 2017

Komunikasi Arsitektur: Cara Menginterpretasikan Gambar Secara Efektif

 Arsitektur seringkali diidentikkan hanya sebagai wujud fisik bangunan dan tampak visual bangunan. Padahal pada kenyataannya, arsitektur bukan hanya mengenai wujud fisik bangunan, menggambar maupun mendirikan bangunan. Arsitektur juga merupakan salah satu media komunikasi manusia dimana dibalik wujud fisiknya terkandung makna-makna dan filosofi tertentu yang sengaja di masukkan kedalam desain oleh para arsitek. Oleh karena itu, sebagai media komunikasi, tentunya apa yang dikomunikasikan harus dapat disampaikan dengan baik. Sehingga dewasa ini para arsitek juga dituntut untuk dapat mengkomunikasikan gambar yang telah dibuat dan dirancang kepada khalayak umum
 Arsitek pada umumnya menggunakan gambarnya sebagai salah satu media untuk berkomunikasi pada masyarakat ataupun penghuni bangunan, namun tidak semua masyarakat dapat memahami gambar yang dibuat oleh arsitek tersebut. Secara garis besar, komunikasi visual dalam arsitektur menurut fungsi dan tujuannya di bagi menjadi 2 jenis:

1. Gambar Presentasi
   Gambar presentasi atau gambar arsitektur memang dibuat untuk keperluan showcase. Oleh sebab itu, ia sengaja dibuat tampak seindah mungkin. Bahkan, tak jarang gambar ini mendapat sentuhan efek dramatis agar lebih tampak impresif. Tujuannya, tentu agar menarik perhatian dan menunjukkan pesona dari arsitektur itu sendiri.

Contoh Gambar Presentasi (sumber)
 Gambar di atas adalah contoh gambar presentasi dengan efek dramatis yang penulis ambil dari internet. Tampak terlihat begitu nyata dan menarik untuk dilihat, melalui proses editing yang panjang sehingga mendapatkan hasil yang dapat menarik perhatian masyarakat. Sedangkan gambar dibawah ini adalah salah satu hasil tugas penulis dari mata kuliah CAD 3

sumber: file penulis
Gambar presentasi sudah memberikan efek dramatis namun terlalu dreamy dan tidak terlihat nyata. Walaupun kemungkinan sama-sama melalui proses editing yang panjang tapi spesifikasi komputer yang digunakan pun sangat memengaruhi hasil akhir.

2. Gambar Teknik
 Gambar teknik atau gambar konstruksi memuat informasi-informasi teknis suatu bangunan dengan lebih mendetail, misalnya material yang dipakai, konstruksi sambungan, posisi kolom-balok, plumbing (perpipaan), kelistrikan, dsb. Gambar seperti ini dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di lapangan. Karena fungsinya demikian, tidak seperti halnya gambar presentasi yang memang mengedepankan keindahan, gambar teknik sangat menekankan ketepatan dan kelengkapan gambar. Pada dasarnya Gambar Teknik ini memegang bagian penting dalam komunikasi antara arsittek dan kontraktor karena berhubungan langsung dengan proses konstruksi suatu bangunan sehingga perlu di jelaskan secara mendetail. Namun penulis hanya akan membahas mengenai denah, tampak dan potongan.
  • Denah
Denah adalah gambar tampak atas bangunan yang seolah-olah dipotong secara horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 atau permukaan tanah bangunan tersebut. Bagian atas bangunan yang terpotong dihilangkan sehingga bagian lantainya yang terlihat. Level (ketinggian) 0.00 ditentukan oleh arsitek.
Standarisasi Gambar Denah: ·    Ketinggian permukaan ruang ·    Nama ruangan. ·  Notasi outline proyeksi atap atau lantai di atasnya yang bidangnya lebih besar (misalnya ada balkon, dan sebagainya) berupa garis putus‐putus. ·    Notasi gambar Potongan ·    Notasi arah bukaan pintu. ·    Notasi tangga dan ramp jika ada ·    Notasi proyeksi batas ruang kosong atau void ·    Dimensi horizontal dan dimensi vertikal ·    Arah Utara ·    Judul Gambar ·  Skala angka ATAU skala batang
 Berikut merupakan contoh denah yang diambil dari tugas CAD 3 berupa bangunan 2 lantai yang di buat menggunakan ArchiCAD.
Gambar denah: Sumber Penulis

Catatan penulis:
Berdasarkan Standarisasi diatas, hasil tugas ini masih dirasa sangat kurang, terutama pada bagian krusial yaitu tidak adanya dimensi horizontal-vertikal, nama ruang, arah utara, skala, juga judul gambar.

Sementara untuk notasi bukaan pintu, tangga, dinding dan lainnya sudah baik. Kelengkapan notasi furnitur cukup membantu sebagai pengganti nama ruang.
Berikut adalah contoh yang mendekati benar:
contoh benar untuk denah (sumber)
  • Potongan
Gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal dan memperlihatkan isi atau bagian dalam bangunan tersebut. Bagian bangunan yang dipotong serta arah pandangnya disertakan dalam denah agar gambar keseluruhan dapat dibaca secara komprehensif.
Standarisasi Gambar Denah: ·     Ketinggian permukaan ruang ·     Nama ruangan.·    Notasi Detail (jika ada) ·    Notasi tangga dan ramp jika ada ·    Dimensi horizontal dan dimensi vertikal ·    Judul Gambar ·     Skala angka ATAU skala batang
Masih dari tugas yang sama dengan denah diatas;
Gambar contoh potongan (arsip pribadi)
Catatan penulis: Lagi-lagi penulis tidak memberikan notasi dimensi, ketinggian permukaan ruang, nama ruang, juga notasi detail. Berikut adalah contoh yang benar:
contoh potongan yang benar sesuai standarisasi (sumber)
  • Tampak
Wujud luar fisik bangunan yang tampak secara dua dimensi. Gambar tampak dapat digambar secara plain atau ditambah efek bayangan untuk mempertegas dimensi atau maju mundurnya bidang pada bangunan.
Standarisasi Gambar Denah:  ·    Judul Gambar ·     Skala angka ATAU skala batang
masih berkaitan dengan gambar diatas:
contoh tampak (arsip pribadi)
catatan penulis: Judul gambar dan skala terpotong, namun untuk tampak cukup baik secara dua dimensi, lebih baik jika ditambah efek bayangan untuk mempertgas dimensi atau maju mundurnya bidang pada bangunan.

Kesimpulan:
Maka dapat disimpulkan bahwa seorang arsitek harus bisa mengkomunikasikan gambar secara efektif dimana komunikasi tersebut merupakan komunikasi dua arah, sehingga baik perancang maupun owner dapat mengerti maksud dari gambar yang dimaksud, tidak menerka-nerka gambar yang telah dibuat perancang tersebut yang akhirnya mengakibatkan terhambatnya proses pembangunan. Penulis pun diharapkan untuk mulai lebih memperhatikan standarisasi gambar tersebut dan bisa menjadi lebih baik kedepannya. karena kelengkapan gambar adalah salah satu cara untuk dapat menginterpretasikan gambar secara efektif.
(sumber)(sumber)

    Share:

    Popular Posts