Dalam dunia kerja, portofolio bukanlah suatu hal yang asing ditelinga kita, terutama bagi mereka yang berkutat dalam bidang kreatif seperti Arsitek, web designer, dll. Lalu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan portofolio? KBBI sendiri telah memberikan gambaran yang sangat singkat tentang Portofolio. Web tersebut menyebutkan bahwa portofolio adalah tas untuk surat-surat, sampul kulit, bahkan dompet. Gambaran tersebut sepintas dirasa sangat tidak relevan dengan perkembangan zaman sekarang ini, bukankah biasanya portofolio digunakan sebagai gambaran kondisi maupun prestasi seseorang? Lantas apa hubungannya dengan tas untuk surat-surat? Tentu ada.
Istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’ berarti membawa dan kata benda bahasa latin ‘foglio’, yang berarti lembaran atau ‘kertas kerja’. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional. Sehingga dalam konteks ini Portofolio adalah koleksi berharga dan berguna berisikan pekerjaan siswa yang menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan siswa. Portofolio umumnya suatu fakta bahwa siswa ‘mengumpulkan, menseleksi dan merefleksi penilaiannya (Sharp, 2006:1).
Secara garis besar, Portofolio berisikan beragam tugas; disebut juga artifak, antara lain : draft
mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembaran refleksi
diri, pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafik, lembaran catatan dan
catatan diskusi. Beberapa cara baru seperti: note book, multi media, disket,
flashdisk, map lipat, dan file internet (Sharp, 2006:1).
Di masa lalu, orang-orang dari berbagai industri mengumpulkan data-data fisik dari pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk kemudian dibukukan atau dijadikan sebagai arsip hasil pekerjaan mereka. yang nantinya akan mereka gunakan sebagai data dari proses trial and error untuk menjadikan project nya lebih baik lagi, mereka juga akan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan pinjaman di bank untuk meneruskan project yang mereka lakukan. Itu sebabnya dalam KBBI disebut sebagai tas surat-surat. Namun seiring perkembangan zaman yang semakin praktis, orang-orang tidak perlu membawa berlembar-lembar arsip dan lebih memilih bentuk digital
Walaupun dalam teorinya ada berbagai jenis portofolio namun pada dasarnya portofolio hanya di bagi menjadi 3 jenis utama yaitu: Developmental Portfolio, Assesment Portfolio, dan Display Portfolio.
.
1. Developmental Portfolio (Portofolio Pekerjaan)
Disebut juga dengan Working portfolio, biasanya orang lebih mengenalnya sebagai resume yang digunakan untuk pekerjaan. Berisi tentang gambaran singkat diri sendiri, pengalaman pekerjaan, perkembangan, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk 'menjual' kemampuan profesionalnya.
3. Display/Showcase Portfolio
Di masa lalu, orang-orang dari berbagai industri mengumpulkan data-data fisik dari pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk kemudian dibukukan atau dijadikan sebagai arsip hasil pekerjaan mereka. yang nantinya akan mereka gunakan sebagai data dari proses trial and error untuk menjadikan project nya lebih baik lagi, mereka juga akan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan pinjaman di bank untuk meneruskan project yang mereka lakukan. Itu sebabnya dalam KBBI disebut sebagai tas surat-surat. Namun seiring perkembangan zaman yang semakin praktis, orang-orang tidak perlu membawa berlembar-lembar arsip dan lebih memilih bentuk digital
Walaupun dalam teorinya ada berbagai jenis portofolio namun pada dasarnya portofolio hanya di bagi menjadi 3 jenis utama yaitu: Developmental Portfolio, Assesment Portfolio, dan Display Portfolio.
.
1. Developmental Portfolio (Portofolio Pekerjaan)
Disebut juga dengan Working portfolio, biasanya orang lebih mengenalnya sebagai resume yang digunakan untuk pekerjaan. Berisi tentang gambaran singkat diri sendiri, pengalaman pekerjaan, perkembangan, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk 'menjual' kemampuan profesionalnya.
Gambar diatas adalah salah satu contoh portofolio pekerjaan berisi informasi pribadi sehingga HRD dapat menilai kemampuan seseorang apakah layak dipekerjakan pada perusahaan tersebut atau tidak.
2. Assesment Portfolio
Berisi tentang pendokumentasian suatu proyek yang telah dikerjakan, orang-orang lebih mengenalnya sebagai laporan hasil penelitian. Berfungsi untuk mengevaluasi proyek yang telah lalu sebagai bahan pertimbangan pada proyek selanjutnya.
contoh Assesment Portfolio (Sumber) |
Pada gambar tersebut lebih terlihat seperti quesioner, namun itu adalah salah satu contoh portofolio penilaian dimana ada beberapa aspek yang dinilai oleh penulis tersebut.
3. Display/Showcase Portfolio
Berisi kumpulan karya pribadi yang telah diarsipkan. Jenis Portofolio ini menampilkan karya terbaik seseorang sehingga menumbuhkan suatu kebanggaan tersendiri bagi pemilik karya tersebut.
Orang-orang dari bidang desain kreatif sangat dianjurkan untuk membuat jenis portofolio ini. terutama bagi arsitek (students, intern, junior maupun senior). Kebanyakan dari mereka membuat portofolio ini lebih dari 1 lembar, walaupun harus dibuat sesingkat mungkin mereka tetap menghabiskan berlembar-lembar kertas agar dapat menarik minat pembaca. Tentunya itu bergantung pada tingkatan profesi, biasa semakin senior seorang arsitek semakin banyak lembar portofolio yang ia miliki. Sebut saja Frank Lloyd Wright yang memiliki 1.680 desain sehingga seseorang berinisiatif untuk membukukan hasil karyanya.
Dalam ranah arsitektur, telah disebutkan dalam artikel sebelumnya bahwa arsitek harus bisa mengomunikasikan gambarnya dengan baik, maka pembuatan portofolio merupakan salah satu media komunikasi dalam arsitektur. Selain kelengkapan gambar yang harus diperhatikan oleh para arsitek adalah desain portofolio itu sendiri. Lalu bagaimana desain portofolio yang dapat menarik minat masyarakat? Mari kita lihat beberapa contoh portofolio design berbasis website yang saya temukan di internet,
Situs-situs di atas hanyalah salah satu contoh portofolio dari biro arsitek ternama di Indonesia. Mereka menampilkan karya-karya yang telah mereka buat, hanya tidak terlalu detail karena berkaitan dengan hak cipta (yang mau tidak mau harus kita maklumi). Bisa dibayangkan jika mereka membawa arsip-arsip data mereka untuk membuktikan kepada klien hasil pekerjaan mereka? Karena itulah mereka menampilkannya di website, sehingga para peminat bisa langsung ke kantor mereka untuk melihat lebih detail.
Sebenarnya tidak ada syarat mutlak mengenai template portofolio, di jaman yang sudah canggih ini anda bisa mencari contoh-contoh portofolio Architecture Students. Hal yang sulit adalah mengemukakan ide rancangan, menjelaskan secara rinci tanpa terkesan berbelit-belit, dan nampak ngarsitek banget alias terlihat professional maka tanpa ilmu yang cukup Portofolio kita nampak amatiran, disinilah peran mentor dan audience berperan.
.
Sekedar memberi beberapa tips penting dalam pembuatan portofolio:
1. Kelengkapan gambar dalam hasil karya anda
2. Kemukakan dan gambarkan ide dan gagasan rancangan anda dengan jelas namun ringkas.
3. Perhatikan jenis dan ukuran tulisan sehingga mudah dibaca
4. Edit gambar jika diperlukan, gunakan imajinasi anda sekreatif mungkin karena pada dasarnya orang cenderung lebih tertarik pada visual dibanding dengan tulisan
5. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membuat portofolio dalam bentuk website. Selain sebagai penghematan kertas juga menjaga efisiensi waktu
Contoh portofolio Architecture Student (sumber) |
kumpulan hasil karya Frank lloyd wright (sumber) |
Anggara Architeam |
Urbane Indonesia |
Airmas Asri Arsitek |
Contoh-contoh portofolio yang penulis ambil dari google |
Sebenarnya tidak ada syarat mutlak mengenai template portofolio, di jaman yang sudah canggih ini anda bisa mencari contoh-contoh portofolio Architecture Students. Hal yang sulit adalah mengemukakan ide rancangan, menjelaskan secara rinci tanpa terkesan berbelit-belit, dan nampak ngarsitek banget alias terlihat professional maka tanpa ilmu yang cukup Portofolio kita nampak amatiran, disinilah peran mentor dan audience berperan.
.
Sekedar memberi beberapa tips penting dalam pembuatan portofolio:
1. Kelengkapan gambar dalam hasil karya anda
2. Kemukakan dan gambarkan ide dan gagasan rancangan anda dengan jelas namun ringkas.
3. Perhatikan jenis dan ukuran tulisan sehingga mudah dibaca
4. Edit gambar jika diperlukan, gunakan imajinasi anda sekreatif mungkin karena pada dasarnya orang cenderung lebih tertarik pada visual dibanding dengan tulisan
5. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membuat portofolio dalam bentuk website. Selain sebagai penghematan kertas juga menjaga efisiensi waktu
Kesimpulan:
Portofolio merupakan salah satu media komunikasi penting bagi mahasiswa jurusan seni dan desain, termasuk kedalamnya adalah jurusan arsitektur yang membutuhkan imajinasi luas serta referensi yang tidak sedikit. Portofolio juga berfungsi sebagai bahan referensi untuk mahasiswa arsitektur ini untuk membuat desainnya lebih baik lagi. Sebenarnya tidak membutuhkan waktu khusus dalam pembuatannya, namun disarankan untuk tidak mengabaikan pentingnya portofolio ini. Mahasiswa jurusan seni dan desain (terutama jurusan arsitektur) pastinya memiliki tugas yang tidak sedikit, sehingga alangkah baiknya untuk mulai menyimpan tugas-tugas yang lalu, siapa yang tahu bukan jika kesungguhan anda dalam mengerjakan tugas bisa saja dilirik oleh perusahaan ternama?